Pict was taken from Intan's Blog |
Sekitar 2 minggu lalu aku bertemu dengan seseorang yang wajahnya atau namanyapun aku tak kenal. Kami sedang berada di salahsatu Museum di Jakarta untuk menjalankan tugas penting. Kemudian, aku di perkenalkan dengan sesosok lelaki ini. Badanya tidak tinggi, rambut agak gondrong dan berkacamata. Namanya Ahmad Fuadi, tanpa tau siapa dia aku berjabat tangan saja santai. Lalu ketua acara ku menjelaskan bahwa abang Ahmad Fuadi ini adalah penulis novel Negeri 5 Menara yang sudah di buat filmnya.
Jujur saja semenjak aku melihat sampul buku ini saat baru terbit tahun 2009. Sampul depanya telah menarik perhatian ku. Sebagai designer seringkali aku membeli buku hanya karena sampul depanya. Tetapi entah kenapa niatku untuk membelinya selalu tertunda.
Sampai akhirnya 5 hari yang lalu aku membeli buku ini. Rasa penasaranku lebih besar dengan cerita di dalam buku ini karena aku telah bertemu dengan sang penulis. Awalnya semangat membaca hanya sekitar 20%. Tetapi kisah dibuka dengan latar Ranah Minang membuatku membayangkan kampung halamanku sendiri di Bukittingi, Tempat yang di deskripsikan oleh Abang Ahmad Fuadi pernah aku jelajahi dulu, sehingga tak sulit untuk membayangkanya. Semakin lama buku itu menarik perhatianku. Dalam perjalanan HIking Jakarta-Solo dengan kereta yang memakan waktu 8 jam, Aku dapat menghabiskan 3/4 buku itu.
Buku Negeri 5 Menara mengisahkan perjalanan seorang remaja yang harus mengikuti impian Emaknya agar anak laki-lakinya menekuni Agama dan berjuang di jalan Agama. Iyapun pergi ke tanah Jawa untuk menuntut ilmu di Pondok Madani, Surabaya. Sebuah sistem pendidikan yang membuat aku terkagum-kagum membacanya. Terasa berat memang untuk hidup cara murid-murid pondok itu, tetapi mengenang masa sekolah dulu, karena situasi dan kondisi tanpa pilihan lain yang harus ku hadapi sebagai murid, membuatku menerjang dan melewati kesulitan itu sebesar apapun. Membacar novel ini, membuatku berharap untuk kembali ke masa lalu dan bersekolah di sekolah seperti ini.
Satuhal yang sangat mempengaruhi hidup ku setelah membaca Negeri 5 Menara adalah, ke-ikhlasan untuk menuntut ilmu, menerima ilmu, membagi ilmu adalah cara yang menurutku indah untuk membuat hidup ini berarti. Segala sesuatu harus di perjuangakan semaksimal mukin lalu berserah diri pada Allah merupakan ke iklasan sejati yang sering kali kita lupa. Yang ada malah menantang balik kepada Nya kenapa Ia tidak memberikan hasil sesuai keinginan kita.
Begitu banyak nilai-nilai kecil namun indah untuk di amalkan yang sering kali kita terlupa dalam buku ini. Walaupun agak terlambat membahas buku ini sekarang, tapi tetap saja aku butuh menuliskan dan menyebarkan kebaikan buku ini bagi teman-teman semua yang belum sempat membacanya. Tidak ada Ilmu yang lebih baik selain di sebarkan ke yang lain, bukan begitu.
Selamat membaca buku Negeri 5 Menara dan terinspirasi :D
'Man Jadda Wajada- Siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil!' Negeri 5 Menara
No comments:
Post a Comment